Contoh Case Study Kelas IV


DUGAANKU SALAH ...
JADI GURU MATEMATIKA TERNYATA LEBIH SULIT

OLEH : SUTRISNO, SPd
NIP: 19620606 198405 1 006
(Guru SDN I Pucung Kecamatan Kismantoro)

Menjadi guru matematika adalah impian yang sangat saya dambakan. Menurutku menjadi guru matematika adalah guru yang paling santai. Setelah menerangkan materi pelajaran, kemudian siswa diberi tugas, maka selanjutnya kita tinggal menunggu mereka bekerja. Ternyata dugaanku salah. Jadi guru matematika ternyata lebih sulit, karena pelajaran matematika sangat tidak disukai oleh kebanyakan siswa.
Pagi hari ini adalah jam pertama aku mengajar. Materi yang harus aku berikan kepada anak-anak kelas IV pada semester II ini adalah OPERASI BILANGAN BULAT Indikatornya: menjumlah dan mengurangi bilangan bulat. Setelah proses belajar mengajar selesai saya mengharapkan siswa dapat menjumlah dan mengurangi bilangan bulat, serta dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah memberi salam saya meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa, dengan harapan semoga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan yang di harapkan, dan bermanfaat. Setelah proses berdoa selesai saya mengecek kehadiran anak-anak.
Saya memulai pembelajaran dengan menanyakan seputar materi yang pernah di dapat. Saya bertanya: ”Apa yang dimaksud bilangan bulat? Siapa yang dapat menuliskan Himpunan Bilangan Bulat?”. Dari jawaban beberapa siswa, saya kaget karena mereka masih belum paham apa itu bilangan bulat.
Setelah saya mengingatkan tentang bilangan bulat yang sudah pernah diberikan dan bagaimana cara mengoperasikan bilangan bulat maka saya mulai masuk pada materi pokok menjumlah dan mengurangi bilangan bulat. Saya buat beberapa contoh soal menjumlah dan mengurangi bilangan bulat di papan tulis, yaitu, 6 + 7 =..., (-5) + 6 =..., 4 + (-7) =..., 5 – 3 =...,  5 – 8 =..., 5 – (-5) =.... Saya memberi dua macam contoh cara pengerjaan yang berbeda pada anak, agar mereka dapat memilih cara yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka.
Contoh pengerjaan pertama adalah 6 + 7 =.... Pada soal ini saya meminta salah satu anak untuk ke depan mengerjakannya. Ternyata siswa tidak mengalami kesulitan. Berikutnya (-5) + 6 =.... Saya bertanya kepada Rudi:” Berapa hasil dari (-5) + 6 ?” Rudi menjawab: ”Negatif satu” Saya bertanya kepadanya: ”Darimana diperoleh negatif satu?” Ia terdiam. Saya tanyakan ke siswa lainnya. Tak ada satupun yang menjawab.
Selanjutnya saya menjelaskan pada mereka dengan menggunakan garis bilangan, seperti cara yang sudah mereka dapatkan. Untuk menghitung (-5) + 6, pijakan hitungan mulai dari angka 0. Karena bilangannya (-5) maka melangkah kekiri 5 satuan, kemudian karena 6 positif maka dari (-5) melangkah kekanan 6 satuan dan berhenti. Ternyata berhenti di angka 1. Oleh karena itu (-5) +6 = 1.
Berikutnya saya menjelaskan cara yang kedua, yaitu dengan mengumpamakan bilangan positif tabungan untuk mengembalikan hutang, dan bilangan negatif itu besarnya hutang. Dengan demikian bila hutangnya lima (-5) kemudian tabungannya 6, maka setelah membayar hutang akan tersisa tabungan 1. Oleh karena itu (-5) + 6 = 1.
Selanjutnya saya minta satu persatu anak mengerjakan soal: (-7) + 9 =..., 4 + (-7) =..., 5 – 3 =..., dan 5 – 8 =... di papan tulis. Satu persatu anak maju. Ketika seorang siswa mengerjakan 5 – (-5) =..., waktu cukup banyak tersita. Anak tersebut hanya diam saja di depan kelas. Tampak ia memilih cara dengan garis bilangan. Langkah pertama digambarkannya melangkah 5 ke kanan, kemudian dia kelihatan binggung melihat –(-5). Kemudian ia melangkah kekiri sebanyak 5. Saya membantunya dengan menjelaskan bahwa operasi pengurangan merupakan lawan dari operasi penjumlahan atau mengurangi sama dengan menjumlah dengan lawannya, sehingga harus balik. Dengan banyak bantuan akhirnya anak tersebut dapat melakukan pengurangan dengan bilangan negatif. Dari proses mengerjakan ke papan tulis tadi saya berkesimpulan bahwa anak-anak belum lancar mengerjakan operasi bilangan bulat dengan garis bilangan. Saya melihat anak-anak bingung bila sudah menyangkut pengurangan.
Selesai pengerjaan di papan tulis, saya lakukan pembahasan soal yang telah dikerjakan. selanjutnya saya memberi kesempatan kepada mereka untuk bertanya bila masih ada materi yang belum dimengerti. Rupanya tak ada yang bertanya. Berikutnya saya memberi tugas atau latihan yang dikerjakan bersama kelompoknya masing-masing. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang. Soal latihannya adalah: 1 – 5 =..., (-5) – 4 =..., 3 – (-2) =..., (-6) – (-4) =..., dan 6 – (-4 )=....
Pada saat anak-anak bekerja dalam kelompok, saya berkeliling ke seluruh kelompok untuk melihat hasil kerja tiap-tiap kelompok, sambil memberikan bimbingan yang diperlukan secara terus menerus. Dan saya temukan pada tiap kelompok ada siswa yang tidak aktif, dia cenderung diam tidak mau ikut memikirkan bagaimana cara mendapatkan hasil dari proses penjumlahan atau pengurangan pada tugas tersebut. Untuk mengetahui hasil kerja kelompok maka perwakilan dari masing-masing kelompok menuliskan hasilnya di papan tulis. Wakil-wakil kelompok kelihatan lancar menuliskan hasil kerjanya. Saya tidak heran karena yang maju semuanya adalah anak yang paling mampu di kelompoknya.
Setelah selesai penulisan hasil kerja kelompok masing-masing, saya bertanya kepada semua anak apakah sudah paham dengan cara menyelesaiakan soal-soal tadi. Ternyata mereka umumnya diam saja. Ini menandakan bahwa masih belum paham betul mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Saya berpikir bahwa jangan-jangan untuk yang bilangan bulat positif dijumlahkan atau dikurangkan dengan bilangan bulat positif saja mereka belum terampil. Namun saya juga melihat bahwa beberapa anak sudah lancar menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat, baik yang positif maupun yang negatif. Saya sadari bahwa setiap anak punya daya pikir ataupun pemahaman yang berbeda-beda. Ada anak yang dijelaskan berulang kali namun masih belum paham juga, sementara bagi anak lain yang daya pikirnya cepat hal ini sangatlah mudah.
Selanjutnya anak-anak saya ajak untuk membahas hasil dari presentasi tiap-tiap kelompok tadi. Saya minta mereka untuk membetulkan pekerjaan mereka yang masih salah. Dan akhirnya saya bersyukur bahwa pembelajaran saya pada jam pertama dapat saya lampaui dengan baik, dan berjalan lancar dan situasi yang tidak tegang. Walaupun demikian saya masih bertanya-tanya dalam hati kenapa anak-anak masih belum paham mengenai operasai pada bilangan bulat, padahal pelajaran ini sudah mereka dapatkan sebelumnya. Apakah ingatannya yang kurang ataukah penjelasannya yang memang kurang jelas, inilah yang terus saya pikirkan sampai saat ini. Dan saya membayangkan apakah mereka bisa mengerjakan soal-soal yang saya berikan untuk dikerjakan di rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


close
cbox




[ code ]