Contoh Case Study Kelas V

Case Study dari Peserta KKG Gugus Potrokusumo Kecamatan Puhpelem :
Oleh : Suyatno, S.Pd.SD.

ALAT PERAGAKU TERABAIKAN

Belajar Ilmu Pengetahuan Alam sama artinya kita mengenal lebih dekat dengan alam, maka sudah sewajarnya jika dalam pembelajaran mata pelajaran yang satu ini guru harus menggunakan berbagai metode, pendekatan, maupun alat peraga yang sesuai dengan karakter materi yang akan di ajarkan kepada siswa, bahkan jika perlu siswa harus di bawa kepada sumber belajar yang aslinya. Selama ini dalam membelajarkan siswa, saya menggunakan metode ceramah dengan alat peraga seadanya dengan alasan keterbatasan waktu, dana dan kemampuan untuk menyiapkan alat peraga yang sesuai. Alhasil capaian hasil belajar siswapun juga rendah. Setelah saya pikir-pikir ternyata saya telah melakukan beberapa kesalahan yang sangat fatal, pertama saya hanya menggunakan alat peraga yang ada dalam KIT IPA, kedua metode yang saya pakai hanya cenderung ke ceramah saja.
Hari itu Kamis, tanggal 20 Januari 2011 pukul 07.00 WIB, saya mengajar IPA kelas V. Saat itu saya mengajarkan Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsunya. Kompetensi Dasar 5.2. Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan cepat.
Sebelum masuk kelas seperti biasa siswa berbaris didepan pintu kelas, sambil diadakan pemeriksaan kuku, baru masuk kelas. Setelah di dalam kelas, siswa duduk dengan rapi, ketua kelas memimpin do’a. Setelah selesai saya mengabsen peserta didik. “ Anak- anak apakah hari ini ada yang tidak masuk ? “ Anak-anak serempak menjawab , “ Ada, Pak. “ Celly tidak masuk karena kakaknya menikah, Pak. Ini surat ijinnya.” Untuk memulai pembelajaran saya bertanya kepada siswa, “Bagaimana cara seseorang memindahkan benda dari suatu tempat ke tempat lainnya? Seorang siswa menjawab, “ Dipikul, Pak “ Yang lain menjawab, “ Di angkat, Pak. “ “Coba, kamu Dina, bagaimana menurutmu ?”. Dina menjawab, “ Pakai pengungkit, Pak. “ Benar, banyak cara yang dilakukan orang untuk memindahkan benda dari suatu tempat ke tempat lainnya. Lalu Saya bertanya lagi, “ Menurut kalian cara mana yang paling mudah dan ringan dilakukan ?” “ Dengan pengungkit, Pak”, anak- anak menjawab serempak. Saya lalu menjelaskan secara singkat tentang jenis dan manfaat/keuntungan menggunakan pesawat sederhana. Kemudian saya membagi kelas menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok masing-masing 4 anak, karena jumlah siswa kelas V ada 13 anak dan satu anak tidak masuk, jadi ada tiga kelompok yang terbentuk.
“Untuk mengetahui lebih jauh tentang pesawat sederhana Bapak telah menyiapkan gambar beberapa alat yang cara kerjanya menggunakan katrol, pengungkit, roda berporos, dan bidang miring.” Saya menunjukkan gambar tang, jungkat-jungkit, pembuka botol minuman, kereta dorong, sekerup, baji, pisau, kerekan sumur, jalan di pegunungan, catut dan lain-lain.
“Anak-anak, coba kalian amati gambar tersebut dan tugas kalian adalah mengelompokkan alat – alat tersebut termasuk kelompok pesawat sederhana yang mana, lalu tuliskan hasilnya pada tabel!” Kalian juga harus membuat kesimpulan dari hasil pengamatan kalian”. Lalu saya membagikan lembar kerja. “Pak, semua mengerjakan atau tiap kelompok satu pekerjaan, Pak ?” Saya menjawab, ”Tiap kelompok, satu saja. Tetapi dalam kerja kelompok semua harus ikut menyumbangkan pendapatnya.” Anak-anak pun sibuk dengan tugasnya masing-masing. Saya kemudian berkeliling mengunjungi setiap kelompok untuk melihak cara kerja , keaktifan, serta kerja sama mereka serta memberi bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan. Setelah kurang lebih 20 menit, semua kelompok telah menyelesaikan tugasnya. Lalu salah satu dari masing-masing kelompok saya minta untuk melaporkan hasil diskusinya di depan kelas secara bergantian. Setelah semua kelompok membacakan hasil kerja kelompoknya, saya bersama siswa membuat kesimpulan. Anak-anak, setelah Bapak mendengar dari hasil kerja kelompok kalian, maka dapat kita simpulkan bahwa jungkat-jungkit, catut, termasuk pesawat sederhana jenis apa anak-anak ? “ Termasuk pengungkit, Pak. “ “Benar !, jungkat-jungkit, catut, pembuka botol, palu, tang, gunting, pemotong kuku, gerobak roda, pemecah kemiri, pinset, skop, lengan kita adalah termasuk pengungkit. Lalu apa saja yang termasuk bidang miring ? ,saya bertanya. “ Pisau dan kapak, Pak. Lalu saya bertanya lagi, “ Apakah masih ada yang lain ? “ “Ada Pak, Baji, skrup, jalan di pegunungan, tangga rumah dll.” Jawab siswaku yang duduk di depan. Lalu saya bertanya lagi, “Siapa yang bisa menyebutkan alat yang cara kerjanya berdasarkan katrol?” “ Saya, Pak. Kerekan sumur”. “ Ya, benar”. Lalu saya bertanya lagi mengenai alat yang cara kerjanya berdasarkan roda.
Setelah itu saya kemudian membuat rangkuman dan meminta siswa untuk mencatatnya. Kemudian saya adakan evaluasi, ternyata dari hasil analisis, nilai rata-rata siswa hanya sedang-sedang saja. Sebagai tindak lanjut bagi siswa yang nilainya di bawah KKM saya minta untuk membuat rangkuman di rumah. Sedangkan siswa yang nilainya di atas KKM saya minta untuk menjelaskan cara kerja dari masing-masing pesawat sederhana tersebut. Akhirnya pelajaran saya tutup dan siswa pun istirahat. Setelah itu saya merenung , alangkah baiknya hasil belajar siswa jika ketika saya membelajarkannya, siswa dapat mengamati secara langsung semua alat-alat yang termasuk pesawat sederhana tersebut. Namun dapatkan menyediakan semua alat tersebut ?

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


close
cbox




[ code ]